Oleh Gerson Poyk TIBA-TIBA saja, kami bertiga, ibu, aku dan adikku Matilda telah berada di atas sebuah kapal yang berlayar dari Endeh menuju Rote dan Kupang. Aku ingat betul, di kapal kami makan nasi dan ikan asin goreng sepuas-puasnya. Sehabis makan, masih ada tersisa banyak ikan dan nasi. Ibu tidak membuangnya. Aku mengikuti ibu ke … Baca lebih lanjut
Arsip Kategori: Sastra
Nostalgia Flobamora (4)
Oleh Gerson Poyk Menurut kakak perempuanku Dina, semuanya mengenderai kuda sedang ibuku bercerita bahwa angin mendesing siang dan malam dan batukku tak henti-hentinya. Semua itu tak kusadari. Di tahun 1985, aku sampai dengan bus ke Langgaliru. Berhenti di terminal asal jadi di tepi sungai bening, aku bertanya dalam hati dimanakah klinik yang dikepalai oleh ayahku? … Baca lebih lanjut
Nostalgia Flobamora (3)
Oleh Gerson Poyk Di Bajawa, seperti juga di semua kabupaten di Flores, kontrolir dan aspiran kontrolir, kemudian inspektur, semuanya Belanda. Di bawah mereka seperti klerk dan Bestuur Assisten adalah orang Rote. Kepala tangsi polisi juga seorang yang berasal dari Rote. Dia pamanku, To’o Hormu. Celakanya, opas-opasnya pun berasala dari Rote. Pakaian opas seperti polisi, memakai … Baca lebih lanjut
Nostalgia Flobamora (2)
Oleh Gerson Poyk AYAHKU dipecat karena suka berkelahi. Ketika hidungnya ditinju oleh seseorang, ia mencabut pisau lalu menancapkan ke betisnya.” Untung tak putus urat di atas tumitnya ,” demikian beberapa kali kudengar cerita ayah. Seorang teman sekampungnya yang bekerja sebagai klerk di boom (pelabuhan), tiba-tiba terkejut melihat ayahku berada di atas timbunan karung, sedang berkelahi … Baca lebih lanjut
Nostalgia Flobamora (Bagian 1)
PENGANTAR REDAKSI Gerson Poyk adalah sastrawan Indonesia yang nyaris tidak dikenal di NTT, kampung halamannya sendiri. Tanyakan kepada siswa-siswa sekarang dan banyak yang tak tahu siapa itu Gerson Poyk. Gerson kadang disebut sebagai sastrawan regionalist (lihat Zschocke 1995) karena narasi-narasi Indonesia Timur (terutama NTT) kerap mendominasi tulisan-tulisan awalnya. Beberapa karya menariknya yang diterjemahkan ke studi-studi … Baca lebih lanjut
Seandainya Shakespeare di Papua
Oleh Andy Tagihuma* Siang itu saya bergegas ke palabuhan di Jayapura, karena jam 15.00 WIT KM Ngapulu akan tiba. Di dekat lampu merah Abe, sebuah taxi L 200 sedang parkir menunggu penumpang. Di depan masih kosong, saya membuka pintu dan masuk. Setelah penumpang penuh, taxi mulai melaju perlahan. Di samping saya duduk seorang bapak, rambutnya … Baca lebih lanjut